Rabu, 22 Mei 2013

Pengaruh Polusi Domestik Terhadap Kualitas Air


BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
Kehidupan mikroorganisme, seperti ikan dan hewan air lainnya, tidak terlepas dari kandungan oksigen yang terlarut di dalam air, tidak berbeda dengan manusia dan mahluk hidup lainnya yang ada di darat, yang juga memerlukan oksigen dari udara agar tetap dapat bertahan. Air yang tidak mengandung oksigen tidak dapat memberikan kehidupan bagi mikro organisme, ikan dan hewan air lainnya. Oksigen yang terlarut di dalam air sangat penting artinya bagi kehidupan (Sugiharto,1987).
Dalam rumah tangga, air digunakan untuk minum, memasak, mencuci, dan berbagai keperluan lainnya. Setelah digunakan, air dibuang atau mengalir ke selokan. Selanjutnya, air tersebut mengalir ke sungai, danau, dan laut. Air buangan rumah tangga atau dikenal sebagai limbah domestik mengandung 95% sampai 99% air dan sisanya berupa limbah organik (Effendi, 2003) .
Sebagian dari air buangan terdiri atas komponen nitrogen, seperti urea dan asam urik yang kemudian akan terurai menjadi amoniak dan nitrit. Pada perairan yang dimasuki oleh limbah rumah tangga biasanya akan menyebabkan populasi ganggang menjadi meningkat pesat sebagai akibat banyaknya persediaan nutrien. Sebaliknya, persediaan oksigen dalam perairan tersebut semakin berkurang. Di sana dapat ditemukan Tubifex sp., hewan air yang mampu hidup dengan baik di bawah kondisi defisiensi oksigen (Effendi, 2003).
Cara memeriksa pencemaran pada air, biasanya dibutuhkan analisis kejernihan air, oksigen terlarut dan BOD (biologycal oxygen demand) untuk mengetahui seberapa besar pencemaran yang terjadi di dalam air. Air yang digunakan pun bersumber dari beberapa tempat agar bisa saling dibandingkan dan lebih melihat pada perbedaan kualitas air (Effendi, 2003). Oleh karena itu untuk mengetahui tentang polusi domestik di perairan, maka dilakukanlah percobaan ini dengan  menggunakan methylen blue sebagai indikatornya.
I.2. Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan ini adalah:
1.   Untuk mengetahui kualitas air dari beberapa sumber yang berbeda, dengan menggunakan methylen biru.
2.   Mengenalkan dan melatih keterampilan mahasiswa dalam menggunakan peralatan yang berhubungan dengan pencemaran lingkungan

I.3. Waktu dan Tempat Percobaan
Percobaan mengenai Pengaruh Polusi Domestik terhadap Kualitas Air dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 28 Maret 2013, pukul 14.00 – 17.00 WITA, yang bertempat di Laboratorium Biologi Dasar Lantai I, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kualitas air adalah kondisi kualitatif air yang diukur dan atau diuji berdasarkan parameter-parameter tertentu dan metode tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 1 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 115 Tahun 2003). Kualitas air dapat dinyatakan dengan parameter kualitas air. Parameter ini meliputi parameter fisik, kimia, dan mikrobiologis. Parameter fisik menyatakan kondisi fisik air atau keberadaan bahan yang dapat diamati secara visual/kasat mata. Yang termasuk dalam parameter fisik ini adalah kekeruhan, kandungan partikel/padatan, warna, rasa, bau, suhu, dan sebagainya. Parameter kimia menyatakan kandungan unsur/senyawa kimia dalam air, seperti kandungan oksigen, bahan organik (dinyatakan dengan BOD, COD, TOC), mineral atau logam, derajat keasaman, nutrient/hara, dan sebagainya. Parameter mikrobiologis menyatakan kandungan mikroorganisme dalam air, seperti bakteri, virus, dan mikroba pathogen lainnya. Berdasarkan hasil pengukuran atau pengujian, air sungai dapat dinyatakan dalam kondisi baik atau cemar. Sebagai acuan dalam menyatakan kondisi tersebut adalah baku mutu air, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82                   tahun 2001 (Soendjojo, 1990).
Polusi domestik yaitu polusi akibat dari aktivitas rumah tangga yang dapat berupa sampah, sisa makanan, sabun, deterjen dan bahan tinja, dimana bahan ini mudah diuraikan oleh mikroba air dengan menggunakan oksigen terlarut dalam air. Derajat pencemaran suatu perairan dapat kita lihat dengan berbagai macam cara, contohnya pengujian berdasarkan kejernihan air, kandungan O2 terlarut, kebutuhan O2 oleh mikroba (BOD=Biological Oxygen Demand) dan proses kimiawi lainnya dalam penguraian organik didalam air (Umar, 2013).
Pencemaran berdasarkan bentuknya terbagi menjadi empat macam (Effendy, 2003) yaitu :
a.       Pencemaran udara
Pencemaran udara berhubungan dengan pencemaran  atmosfer bumi yang berasal dari kegiatan alami dan aktivitas manusia. Sumber pencemaran udara di setiap wilayah atau daerah berbeda-beda.Sumber pencemaran udara berasal dari kendaraan bermotor, kegiatan rumah tangga, dan industri.
b.      Pencemaran tanah
Pencemaran tanah berasal dari limbah rumah tangga, kegiatan pertanian, dan pertambangan.
c.       Pencemaran air
Pencemaran air meliputi pencemaran di perairan darat, seperti danau dan sungai, serta perairan laut.Sumber pencemaran air, misalnya pengerukan pasir, limbah rumah tangga, industri, pertanian, pelebaran sungai, pertambangan minyak lepas pantai, serta kebocoran kapal tanker pengangkut minyak.
d.      Pencemaran Suara (Kebisingan)
Ancaman serius lain bagi kualitas lingkungan manusia adalah pencemaran suara. Bunyi atau suara yang dapat mengganggu dan merusak pendengaran manusia disebut kebisingan.Tingkat kebisingan terjadi bila intensitas bunyi melampui 50 desibel (db). Oleh karena kebisingan dapat mengganggu lingkungan, kebisingan dapat dimasukkan sebagai pencemaran.
            Semakin tinggi aktivitas mikroba menguraikan bahan organik makin cepat kandungan O2 dalam air habis, sehingga dapat dikatakan bahwa kestabilan relatif dari air tersebut rendah. Kestabilan relatif air dapat menunjukkan perkiraan nilai BOD dalam air. Salah satu cara yang paling sederhana untuk mengetahui kestabilan relatif air adalah dengan menggunakan suatu zat indikator yaitu Bromtimol biru/Methylen blue yang akan berwarna biru selama masih ada O2 terlarut dalam air dan akan berubah warna jika O2 yang terlarut dalam air habis, dimana warnanya akan berubah menjadi warna kuning kejernihan atau jernih (Umar, 2013).
            Air yang aman adalah air yang sesuai dengan kriteria bagi peruntukan air tersebut. Misalnya kriteria air yang dapat diminum secara langsung (air kualitas A) mempunyai kriteria yang berbeda dengan air yang dapat digunakan untuk air baku air minum (kualitas B) atau air kualitas C untuk keperluan perikanan dan peternakan dan air kualitas D untuk keperluan pertanian serta usaha perkotaan, industri dan pembangkit tenaga air (Whardana, 1995).
Pencemaran air terjadi apabila dalam air terdapat berbagai macam zat atau kondisi (misal Panas) yang dapat menurunkan standar kualitas air yang telah ditentukan, sehingga tidak dapat digunakan untuk kebutuhan tertentu. Suatu sumber air dikatakan tercemar tidak hanya karena tercampur dengan bahan pencemar, akan tetapi apabila air tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan tertentu, Sebagai contoh suatu sumber air yang mengandung logam berat atau mengandung bakteri penyakit masih dapat digunakan untuk kebutuhan industri atau sebagai pembangkit tenaga listrik, akan tetapi tidak dapat digunakan untuk kebutuhan rumah tangga (keperluan air minum, memasak, mandi dan mencuci)                   (Sugiharto, 1987).
Umumnya air yang tercemar mempunyai kandungan O2 sangat rendah, hal ini disebabkan oleh oksigen terlarut dalam air diserap oleh mikroorganisme untuk mendegradasi bahan buangan organik sehingga mengikuti reaksi oksidasi biasa atau menjadi bahan yang mudah menguap. Reaksi umum yang dapat dilihat dari porses penguraian bahan organik dalam air yang membutuhkan oksigen adalah (Umar, 2013)  sebagai berikut :
a. Oksidasi Bahan Organik
               (CH2O)n + nO2                     nCO2 + nH2O + nNH3                          Panas
                                       enzim
b. Sintesis sel
               (CH2O)n + NH3 + nO2          komponen sel + nCO2 + nH2O       Energi
                                                   enzim
c. Oksidasi sel
               Komponen sel + O2                   nCO2 + nH2O + nNH3                 Energi
                                               enzim
Penyebab terjadinya pencemaran air antara lain apabila air terkontaminasi dengan bahan pencemar air seperti sampah rumah tangga, sampah lembah industri, sisa-sisa pupuk atau pestisida dari daerah pertanian, limbah rumah sakit, limbah kotoran ternak, partikulat-partikulat padat hasil kebakaran hutan dan gunung berapi yang meletus atau endapan hasil erosi tempat-tempat yang dilaluinya (Soendjojo,1990).
Parameter pencemaran air yaitu masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup, oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya. Air dikatakan tercemar apabila kualitasnya turun sampai ke tingkat yang membahayakan sehingga air tidak bisa digunakan sesuai peruntukannya. Ada beberapa parameter untuk mengetahui kualitas air                 (Izzudin, 2004), diantaranya :
I. Parameter Kimia
a. DO (Dissolved Oxygen), yang dimaksud dengan DO adalah oksigen terlarut yang terkandung di dalam air, berasal dari udara dan hasil proses fotosintesis tumbuhan air. Oksigen diperlukan oleh semua mahluk yang hidup di air seperti ikan, udang, kerang dan hewan lainnya termasuk mikroorganisme seperti bakteri.Agar ikan dapat hidup, air harus mengandung oksigen paling sedikit 5 mg/ liter atau 5 ppm (part per million). Apabila kadar oksigen kurang dari 5 ppm, ikan akan mati, tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya lebih rendah dari 5 ppm akan berkembang.
b. BOD (Biological Oxygen Demand), BOD adalah suatu analisa empiris yang mencoba mendekati secara global proses mikrobiologis yang benar -benar terjadi dalam air. Pemeriksaan BOD diperlukan untuk menentukan beban pencemaran akibat air buangan dan untuk mendesain sistem pengolahan secara biologis. Dengan tes BOD  kita akan mengetahui kebutuhan oksigen biokima yang menunjukkan jumlah oksigen yang digunakan dalam reaksi oksidasi oleh bakteri. Sehingga makin banyak bahan organik dalam air, makin besar B.O.D nya sedangkan D.O akan makin rendah. Air yang bersih adalah yang B.O.D nya kurang dari 1 mg/l atau 1ppm, jika B.O.D nya di atas 4 ppm, air dikatakan tercemar.
c. COD (Chemical Oxygent Demand), COD adalah jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organik yang ada dalam 1 liter sampel air, dimana pengoksidasi K2,Cr2,O7 digunakan sebagai sumber oksigen. Pengujian COD pada air limbah memiliki beberapa keunggulan dibandingkan pengujian BOD yaitu : Sanggup menguji air limbah industri yang beracun yang tidak dapat diuji dengan BOD karena bakteri akan mati dan waktu pengujian yang lebih singkat, kurang lebih hanya 3 jam.
d. TSS (Total suspended Solid),  TSS adalah jumlah berat dalam mg/liter kering lumpur yang ada dalamlimbah setelah mengalami penyaringan dengan membran berukuran 0,45 mikron. Air alam mengandung zat padat terlarut yang berasal dari mineral dan garam-garam yang terlarut ketika air mengalir di bawah atau di permukaan tanah. Apabila air dicemari oleh limbah yang berasal dari industri, pertambangan dan pertanian, kandungan zat padat tersebut akan meningkat. Jumlah zat padat terlarut ini dapat digunakan sebagai indikator terjadinya pencemaran air. Selain jumlah, jenis zat pencemar juga menentukan tingkat pencemaran dan juga berguna untuk penentuan efisiensi unit pengolahan air. Jenis zat pencemar itu dibagi atas besar atau tidaknya kandungan organik atau non organik yang dapat mencemari air.
e. pH
pH adalah drajat keasaman suatu zat. pH normal adalah 6-8. Tujuan metode pengujian ini untuk memperoleh drajat keasaman (pH) dalam air dan air limbah dengan  menggunakan alat pH meter.
f. Total organik karbon (TOC), Total Carbon (TC), Inorganic Carbon (IC), TOC adalah jumlah karbon yang terikat dalam suatu senyawa organik dan sering digunakan sebagai indikator tidak spesifik dari kualitas air atau kebersihan peralatan pabrik. Total Carbon (TC) - semua karbon dalam sample, Total Inorganic Carbon (TIC) - sering disebut sebagai karbon anorganik (IC), karbonat, bikarbonat, dan terlarut karbon dioksida (CO2), suatu material yang berasal dari sumber non-hidup. Dalam menganalisa TOC, TC, dan IC kita bisa menggunakan TOC analyzer.
g. Parameter Logam
Spektroskopi penyerapan atom adalah teknik untuk menentukan konsentrasi elemen logam tertentu dalam sampel. Teknik ini dapat digunakan untuk menganalisa konsentrasi lebih dari 70 jenis logam yang berbeda dalam suatu larutan.  beberapa logam yang berbahaya diantaranya adalah Hg (merkuri) , Ar (arsen), Cd (kadmium), Pb (timbal).
II. Parameter Fisika
Perubahan yang ditimbulkan parameter fisika dalam air limbah yaitu: padatan, kekeruhan, bau, temperatur, daya hantar listrik dan warna. Padatan terdiri dari bahan padat organik maupun anorganik yang larut, mengendap maupun suspensi. Akibat lain dari padatan ini menimbulkan tumbuhnya tanaman air tertentu dan dapat menjadi racun bagi makhluk lain. Pengukuran daya hantar listrik ini untuk melihat keseimbangan kimiawi dalam air dan pengaruhnya terhadap kehidupan biota. Warna timbul akibat suatu bahan terlarut atau tersuspensi dalam air, di samping adanya bahan pewarna tertentu yang kemungkinan mengandung logam berat. Bau disebabkan karena adanya campuran dari nitrogen, fospor, protein, sulfur, amoniak, dan zat organik lain. Temperatur air limbah akan mempengaruhi kecepatan reaksi hidrogen sulfida, carbon disulfida kimia serta tata kehidupan dalam air. Perubahan suhu memperlihatkan aktivitas kimiawi biologis pada benda padat dan gas dalam air. Pencemaran yang mulai mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada panca indra dan tubuh serta telah menimbulkan kerusakan pada ekosisteml ain. Misalnya gas buangan kendaraan bermotor yan gmenyebabkan mata pedih.
III. Parameter Biologi
            Parameter biologi meliputi ada atau tidaknya pencemaran secara biologi berupa mikroorganisme, misalnya, bakteri coli, virus, bentos, dan plankton. Jenis- jenis mikroorganisme di air yang tercemar seperti  Escherichia coli, Entamoeba coli, dan Salmonella thyposa.



















BAB III
METODE PERCOBAAN

III.1. Alat
            Alat yang digunakan dalam percobaan adalah botol aqua besar, botol aqua sedang, gunting, pipet tetes, dan alat tulis menulis.

III.2. Bahan
            Bahan yang digunakan dalam percobaan tersebut adalah air selokan, air kolam, air sungai, air danau, air sumur, air PAM, air laut malam, air laut pagi, karet gelang, plastik bening, kertas label, tissue dan Larutan Methylen Blue 0,1 %.

III.3. Cara kerja
Cara kerja dalam percobaan ini adalah:
1.      Diberi label pada masing-masing botol yaitu sesuai dengan sumber air tersebut diambil.
2.      Diisi botol tersebut sesuai dengan label yang telah diberikan, pengisian harus sampai penuh dan dilakukan secara hati-hati, jangan sampai air terkocok dan mengandung gelembung air.
3.      Ditambahkan dulu kedalam masing-masing botol 5 tetes larutan Methylen Blue sebelum ditutup dengan plastik.
4.       Disimpan botol tadi di tempat yang gelap dan diamati perubahan warnanya setiap 24 jam. Dilakukan sampai hampir semua sampel berubah warna (12 hari).
5.      Dibuat hasil pengamatan serta kesimpulan dari per

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil

Hari

Air Laut  Malam

Air Laut Pagi

Air Selokan

Air PAM

Air Sumur

Air Kolam

Air Sungai

Air Danau
1
-
-
-
-
-
-
-
-
2
-
-
+
-
-
-
-
-
3
-
-
+
-
-
-
-
-
4
-
-
+
-
-
-
+
+
5
-
-
+
-
-
-
+
+
6
-
+
++
-
-
-
+
+
7
+
+
++
-
-
-
+
++
8
+
+
++
-
-
-
++
++
9
+
++
+++
+
-
-
++
++
10
++
++
+++
+
-
+
++
++
11
+++
++
+++
++
+
+
+++
+++
12
+++
++
+++
++
++
++
+++
+++
Tabel Perubahan Warna pada kedelapan botol sampel selama 12 hari pengamatan


Keterangan :
Biru Sekali/pekat         : -        
Biru                             : +                         
Biru Muda                   : ++
Biru bening                  : +++
IV.2 Pembahasan
            Polusi domestik merupakan limbah yang dihasilkan oleh aktivitas manusia, misalnya limbah rumah tangga, dalam rumah tangga, air digunakan untuk minum, memasak, mencuci, dan berbagai keperluan lainnya. Setelah digunakan, air dibuang atau mengalir ke selokan. Selanjutnya, air tersebut mengalir ke sungai, danau, dan laut. Air buangan rumah tangga atau dikenal sebagai limbah domestik mengandung 95% sampai 99% air dan sisanya berupa limbah organik. Sebagian dari air buangan terdiri atas komponen nitrogen, seperti urea dan asam urik yang kemudian akan terurai menjadi amoniak dan nitrit. Pada perairan yang dimasuki oleh limbah rumah tangga biasanya akan menyebabkan populasi ganggang menjadi meningkat pesat sebagai akibat banyaknya persediaan nutrisi. Sebaliknya, persediaan oksigen dalam perairan tersebut semakin berkurang.
            Berdasarkan data yang diperoleh dari percobaan, dapat dilihat bahwa pada air laut malam mengalami banyak perubahan yang banyak dari hari 1-12. artinya bahwa air tersebut tercemar karena banyak mikroorganisme seperti zooplankton  didalamnya sehingga menguraikan warna biru pada air. Pada air laut pagi, juga mengalami banyak perubahan dari hari 1-12 ini berarti bahwa air tersebut sudah tercemar karena banyak mikroorganisme seperti fitoplankton didalam air yang dapat menguraikan warna biru pada air. Pada air selokan, perubahan sangat cepat terjadi ini berarti  bahwa air tersebut merupakan air yang tercemar karena didalam air tersebut juga banyak terdapat organisme. Pada air PAM, tidak terlalu cepat terjadi perubahan dari hari 1-12 dan masih tetap mengandung oksigen sampai hari ke 12 berarti air tersebut tidak tercemar karena sudah mengalami proses penyaringan sehingga bisa di konsumsi. Pada air sumur, tidak mengalami perubahan yang begitu besar, air sumur hanya mengalami perubahan pada hari 11 biru, dan 12 biru muda. Ini menandakan bahwa air tersebut tidak tercemar karena tidak mengalami perubahan yang terlalu cepat. Pada air kolam, tidak terlalu banyak mengalami perubahan dari hari 1-12, perubahan terjadi setelah hari ke 9 dan artinya bahwa air tersebut tidak tercemar. Pada air sungai, banyak mengalami perubahan mulai dari hari 1-12 dan perubahannya cepat terjadi yang menandakan bahwa air tersebut tercemar, karena didalam air tersebut mengandung bahan organik yang dapat diuraikan oleh mikroba air, sehingga oksigen pada air tersebut akan habis. Pada air danau, sangat banyak perubahan dan perubahan itu terjadi cepat. Artinya bahwa air tersebut tercemar karena banyak mikroorganisme didalamnya yang dapat menguraikan warna biru pada air.
Percobaan ini menggunakan methylen blue, karena methylen blue merupakan indikator untuk mengetahui kestabilan relatif air dimana air akan tetap berwarna biru, selama masih ada oksigen terlarut didalam air tersebut dan akan berubah warnanya apa bila oksigen terlarut dalam air habis.
Air sumur merupakan air yang tingkat pencemarannya rendah, jika dibandingkan dengan jenis air yang ainnya. Mikroorganisme yang ada didalam air tersebut tidak sebanyak dengan mikroorganisme yang ada pada air yang lain dan air yang paling tercemar adalah air selokan karena didalam air tersebut terdapat banyak mikroorganisme dan banyak mengandung bahan organik.








BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan
            Kesimpulan yang dapat ditarik dari percobaan ini adalah :
1. Beberapa air dari sumber yang berbeda memiliki kualitas yang berbeda, yaitu air laut malam tercemar, air laut pagi tercemar, air selokan tercemar, air PAM tidak tercemar, air sumur tidak tercemar, air kolam tidak tercemar, air sungai tercemar, dan air danau tercemar. Perbedaan kualitas air ini disebabkan oleh banyaknya mikroorganisme yang ada didalam air, yang dapat bahan organik dalam air sehingga mengakibatkan oksigen dalam air akan habis.
2. Bahan yang digunakan sebagai indikator untuk mengamati pencemaran di lingkungan air adalah methylen blue.

V.2 Saran

            Saran yang dapat saya berikan yaitu, sebaiknya asisten selalu mendampingi praktikan selama praktikum berjalan sehingga kesalahan dalam percobaan dapat di minimalisir.














LAPORAN PRAKTIKUM
EKOLOGI UMUM

PERCOBAAN IV
PENGARUH POLUSI DOMESTIK TERHADAP KUALITAS AIR

NAMA                                   : SUNARTO ARIF SURA’
NIM                                        : H41112284
KELOMPOK                        : I (SATU)
HARI/TGL PERC.               : KAMIS, 28 MARET 2013
ASISTEN                               : SUWARDI
                                                              NURJIHADINNISA
    unhas_logo.gif  










LABORATORIUM ILMU LINGKUNGAN DAN KELAUTAN
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
DAFTAR PUSTAKA



           Effendi, Hefni., 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Perairan. Kanisius, Yogyakarta.

Izzuddin, F., 2004. Pengetahuan Lingkungan. Kawan Pustaka, Jakarta.
Soendjojo, D., 1990. Ekologi Lanjutan. Departemen pendidikan dan kebudayaan. Universitas Terbuka, Jakarta.

Sugiharto, 1987. Pengelolaan air limbah. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Umar, M. R., 2013. Penuntun Praktikum Ekologi Umum. Universitas Hasanuddin,
            Makassar.

Whardana, Wisnu., 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan. Universitas Gadjah  Mada, Yogyakarta.





Tidak ada komentar: